Minggu, 06 Februari 2011

Balikin Ink.flv

Rabu, 26 Januari 2011

komentar

Saya setuju karena rakyat ragu dengan pemerintahan presiden sekarang.karena presiden tidak berhasil menyelesaikan kasus korupsi di indonesia dan tidak bisa menyelesaikan kasus gayus.dan presiden meminta gajinya naik padahal banyak rakyat yang miskin.
SBY


karena thamrin melecehkan suku dayak dengan mengatakan kasus yang dialami Ariel merupakan hal yang biasa saja, sama seperti masyarakat Dayak yang biasa bersanggama tanpa ikatan perkawinan.itu seperti melecehkan dan tidak menghargai budaya/suku yang lain.Padahal Selama ini suku Dayak selalu menjunjung tinggi moralitas dan adat istiadat yang sangat kental.

Keterangan Saksi Sidang Ariel Lukai Suku Dayak
on January 7th, 2011

Muara Teweh (ANTARA News) – Ketua Pimpinan Pusat Presidium Laskas Adat Dayak Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Rumsyah Bagan, menyesalkan keterangan Thamrin Amal Tomagola dalam sidang video porno dengan terdakwa Nazriel Irham alias Ariel Peterpan.

“Dalam kapasitasnya sebagai saksi ahli, Thamrim menyatakan kasus yang dialami Ariel merupakan hal yang biasa saja, sama seperti masyarakat Dayak yang biasa bersanggama tanpa ikatan perkawinan. Itu telah melukai hati seluruh masyarakat Dayak,” kata Rumsyah Bagan di Muara Teweh, Jumat.

Thamrin Amal Tomagola selaku sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Depok memberikan keterangan ahli dalam sidang video porno dengan terdakwa Nazriel Irham di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat pada Kamis (6/1).

Menurut Rumsyah, pernyataan Thamrin tersebut sangat tidak bisa ditolerir dan sangat rasis, selain telah melukai harkat dan martabat seluruh suku Dayak, pernyataan tersebut sama saja yang bersangkutan mengatakan bahwa masyarakat Dayak tidak beradab.

Pihaknya, kata dia, secara tegas menentang pernyataan tersebut dan meminta kepada Thamrin dalam waktu yang secepatnya mencabut keterangan itu, diiringi permintaan maaf kepada seluruh warga Kalimantan, khususnya suku Dayak.

“Pernyataan saksi ahli tersebut juga kami anggap dapat memecah belah persatuan dan kesatuan kita dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Rumsyah.

Pihaknya tidak mengerti apa dasar dari Thamrin sehingga bisa mengeluarkan pernyataan yang semestinya tidak keluar dari mulut seorang cendikiawan.

Selama ini suku Dayak selalu menjunjung tinggi moralitas dan adat istiadat yang sangat kental. Namun, menurut dia, dengan pernyataan tersebut semua hal itu menjadi tidak ada artinya.

“Thamrin sama saja menganggap warga Dayak memiliki perilaku tidak ada lebihnya seperti hewan,” katanya .

Presidium Laskas Adat Dayak DAS Barito yang meliputi selain Kabupaten Barito Utara, juga kabupaten Murung Raya, Barito Selatan dan Barito Timur itu telah mengadakan koordinasi dengan semua elemen masyarakat Dayak baik yang ada di Pulau Kalimantan maupun di luar pulau.

“Bila memang diperlukan kita juga akan membawa masalah ini diselesaikan melalui jalur hukum,” kata Rumsyah.

Ia menambahkan bahwa pihaknya juga tidak akan menutup kemungkinan akan turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasinya.

Salah seorang pengurus Majelis Adat Dayak wilayah Jakarta, Yakobus Kumis, ketika dihubungi menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan demo pada Sabtu (8/1) ke Kantor Kementerian Hukum dan HAM di Jakarta terkait pernyataan Thamrin Amal Tomagola dalam sidang vokalis kelompok musik Peterpan tersebut.

“Kami menggalang organisasi suku Dayak lainnya untuk membuat pernyataan agar dia meminta maaf dan di hukum adat,” kata Yakobus

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah NTB Gelar Aksi Turunkan SBY
on January 21st, 2011

IndonesiaBicara-Mataram, (21/01/11). Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Nusa Tenggara Barat melakukan aksi unjuk rasa di simpang jalan Bank Indonesia Mataram. Aksi kali ini dilakukan untuk mendesak agar SBY-Boediono mundur dari jabatannya sebagai kepala pemerintahan Indonesia.

IMM NTB menganggap bahwa pemerintahan SBY-Boediono telah gagal memimpin Indonesia dan banyak menimbulkan kemiskinan dan tidak berfihak kepada rakyat. Massa yang berunjuk rasa juga melakukan aksi teatrikal yang menggambarkan kegagalan pemerintahan SBY-Boediono untuk menyelesaikan kasus Gayus dan Bank Century.

Tersirat dari pernyataan sikap yang dibacakan, para mahasiswa yang berunjuk rasa tidak berharap pemerintahan SBY-Boediono akan bisa meyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di Indonesia. Selanjutnya para mahasiswa mengajak seluruh elemen masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas, organisasi kepemudaan, kaum buruh, tani dan nelayan untuk bersama-sama mendesak SBY-Boediono segera mundur dari jabatannya.

Ketua IMM NTB, Syamsul Hidayat Daud yang berhasil ditemui indonesiabicara.com saat berlangsungnya aksi unjuk rasa mengatakan persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia sebenarnya bersumber dari Istana atau SBY. Sangat wajar jika SBY tidak ingin menyelesaikannya dan itu dibuktikan dengan tidak adanya keinginan untuk menuntaskan berbagai kasus korupsi dan mafia pajak


Warga Sidoarjo Kumpulkan Koin untuk Presiden

Situbondo: Puluhan warga Situbondo, Jawa Timur, Selasa (25/1), berunjuk rasa dengan membawa kotak amal bertuliskan koin untuk pejabat. Aksi ini dimulai dari Alun-alun Kota Situbondo menuju depan kantor pemerintah kabupaten setempat. Mereka lantas meminta uang recehan kepada para pengguna jalan. Aksi itu sebagai bentuk rekasi atas pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengeluhkan gajinya tidak pernah naik.

Lain di daerah lain pula di Ibu Kota. Entah gagasan siapa kotak kaca plastik bertuliskan Koin Untuk Presiden diletakkan di kursi depan ruang rapat Komisi III DPR di Gedung DPR/MPR Jakarta. Kotak ini sudah terisi ratusan koin Rp 500 rupiah.

Kotak tersebut kemarin berpindah ke ruangan foto kopi Komisi III DPR. sejumlah orang ikut menyumbangkan koin. Di antaranya politisi dari Partai Golkar, Nudirman Munir. Aksi Nudirman sebagai keprihatinan atas keluhan Presiden soal jumlah gajinya. Namun menjelang siang, kotak koin untuk Presiden itu raib entah kemana.

Bukan hanya di DPR, di dunia maya juga muncul karikatur yang mengajak pembacanya membantu menambah gaji Presiden SBY dengan menyisihkan koin. Hal ini mengingatkan pada sejumlah gerakan penghimpunan koin, seperti saat terdakwa kasus pencemaran nama baik Prita Mulyasari diharuskan membayar denda ratusan juta rupiah pada Rumah Sakit Omni Internasional [baca: Nudirman Munir Sumbang Koin untuk Presiden].

Minggu, 09 Januari 2011

Kepada Gayus Hukum Bersujud

Seluruh keperkasaan dan kewibawaan hukum Republik Indonesia mulai hari ini harus memaklumatkan kepada dunia bahwa hukum telah mati. Mati karena dipaksa bersujud dan menyembah kepada superman mahaperkasa bernama Gayus Tambunan.

Kebangkrutan hukum harus diumumkan karena dalam pekan ini terungkap kejadian superaneh di Indonesia. Di Bojonegoro, Jawa Timur, seorang terpidana dengan mudah membayar seluruh otoritas penegak hukum untuk menggantikannya masuk bui. Tidak ada negara di dunia yang begitu bangkrut sistem hukumnya untuk membiarkan hal itu terjadi kecuali Indonesia.

Lalu, Gayus Tambunan lagi. Setelah menghebohkan karena sebagai tersangka yang ditahan dan sedang diadili bisa leluasa ke Bali menonton pertandingan tenis November lalu, Gayus berulah lagi.

Kali ini dia membuktikan uang bisa membeli segalanya. Para pejabat sibuk menyelidiki informasi bahwa Gayus melenggang ke Makau dan Kuala Lumpur pada September.

Dengan mengubah namanya menjadi Sony Laksono, semua yang diinginkannya terlaksana. Paspor atas nama Sony, tapi berwajah Gayus, terbit dengan mudah.

Gayus ke Makau dan joki napi di LP Bojonegoro adalah puncak dari sebuah gunung besar bernama moral hazard. Uang telah mampu menghancurkan integritas dan martabat institusi maupun pemimpin penegakan hukum di negeri ini.

Di Bojonegoro, Kasiyem yang harus menjalani penjara tujuh bulan melumpuhkan integritas penegak hukum dengan amat murah, Rp10 juta. Bila dengan ongkos semurah itu Kasiyem bisa memperoleh sembah sujud hukum, bagaimana hukum tidak bertekuk lutut kepada mereka yang beruang banyak dan juga berkuasa?

Seorang Gayus yang pegawai rendah di Ditjen Pajak bisa melumpuhkan larangan hukum dengan amat gampang, lalu bagaimana dengan orang di negeri ini yang berpangkat lebih tinggi daripada Gayus dan memiliki kekuasaan lebih hebat daripadanya?

Kepada Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo kami bertanya, apakah masih ada kebanggaan menjadi Kapolri ketika hukum telah bersujud di hadapan Gayus dengan kuasa uangnya?

Kepada Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar kita juga bertanya, apakah masih bangga berbicara kepada publik tentang pembenahan sistem dan pemberantasan mafia? Dengan hukum yang berhamba sempurna terhadap uang, masihkah Jaksa Agung Basrief Arief bangga dengan posisi sekarang?

Dan, kita berseru kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, apakah Bapak masih bangga dengan perang terhadap korupsi yang Bapak pimpin sendiri? Apakah Bapak Presiden yakin bahwa para anak buah, terutama Kapolri, Jaksa Agung, dan Menkum dan HAM masih patuh terhadap arah perjuangan perang terhadap korupsi?

Jangan-jangan benar kata Gayus dalam pleidoinya bahwa yang berkepentingan dengan Indonesia bersih hanyalah SBY, kepolisian dan kejaksaan tidak!

Rakyat sekarang frustrasi dengan penegakan hukum karena antara kata dan perbuatan para pemimpin seperti langit dan bumi. Negara dengan seluruh keperkasaan sudah dipaksa bersujud kepada mafia hukum.